Saturday, November 28, 2009

Komunitas Pecinta Sepeda Lowrider

Kecil Tapi Indah
Kreatifitas emang tak akan pernah mati. Begitu pula dengan perkembangan kreatifitas anak-anak muda Pontianak. Salah satu yang tampaknya penuh dengan ide-ide kreatif itu adalah komunitas pecinta sepeda unik.Kesan yang unik ditampilkan sepeda-sepeda lowrider yang akhir-akhir ini sering terlihat mondar mandir di jalanan kota Pontianak. Lowrider alias kendaraan ceper emang lagi digandrungi oleh remaja, khususnya lowrider bicycle, sebutan bagi sepeda hasil modifikasi.Belakangan trend naik sepeda bukan cuma untuk olahraga yang menyehatkan, tapi sudah bergeser menjadi arena bergaya.

Istilah lowrider muncul sebab pengendara sepeda ini duduk di sadel yang lebih rendah dibanding sepeda lain alias ceper, sedangkan bentuknya terserah si pemilik mau dimodif seperti apa. Secara umum sepeda lowrider punya bentuk melengkung yang biasa disebut busur atau rainbow pada bagian tengah sasisnya. Terus ada juga yang disebut sepeda cewek ditandai dengan bentuk sasisnya landai melengkung ke bawah. Di Pontianak komunitas lowrider udah terbentuk, salah satunya yang diberi nama Pontianak Lowrider. Komunitas ini terbentuk sekitar awal 2008, awalnya Pontianak Lowrider terbentuk dari kegemaran anak-anak muda di komplek Perdana untuk memodif sepeda.

Karena kesamaan hobi itulah akhirnya mereka sepakat untuk membentuk komunitas lowrider. Semakin lama komunitas ini nggak hanya terkenal dikalangan anak-anak komplek tersebut, hingga kini jumlah anggota yang tergabung ada sekitar 50 orang lebih yang biasa bermarkas di Perdana. Berbagai kegiatan dan event pun diikuti oleh pencinta sepeda jenis ini meski nggak sebanyak di pulau Jawa seperti Bandung, Jakarta, Jogja dan Bali yang sudah sering mengadakan lowrider contest. Di Pontianak, lowrider baru pada tahap fun bike, dimana komunitasnya berkumpul dan melakukan touring, jalan dan ngeceng.

“Senin malam adalah jadwal rutin kami buat ngumpul dan jalan-jalan. Biasanya kami rolling mengitari jalan-jalan seperti A. Yani, PSP, Kota Baru dan lainnya. Jalan-jalan santai, enjoy, sesuai dengan slogan kita slow and low,” ujar Dwi Sutiono, salah satu anggota Pontianak Lowrider ini. Berbagai event fun bike yang diadakan di Korem, GOR dan lain-lain dalam rangka memperingati hari-hari besar pun mereka ikuti.

Jenis sepeda lowrider yang ada beragam, ada yang jenis classic, old scool, extreme, limo, basman, standar dan jenis lainnya. Di Pontianak Lowrider sendiri jenis yang paling banyak adalah classic.
Konon nih sepeda lowrider pertama kali muncul di Amerika di sekitar tahun 60- an pada saat mobil ceper lagi jadi trend di kalangan anak mudanya. Tapi karena tidak semua punya mobil akhirnya muncul ide modifikasi sepeda, seperti layaknya mobil ceper. Malah bukan hanya ketinggiannya dipendekin, bagian lain sepeda juga didandanin, karena bentuknya yang unik sepeda ceper pun akhirnya jadi trend tersendiri yang meluas ke penjuru dunia termasuk Indonesia. Bisa dibilang sejak sekitar tahun 2005 komunitas pencinta sepeda unik ini mulai menjamur ke tanah air. Walau terlihat sederhana, penghobi lowrider harus siap merogoh kocek, paling tidak harus siap dana minimal 1,5 juta. “Untuk satu sepeda dan modifikasinya dana yang dibutuhkan berkisar 1 juta sampe 5 juta,” ujar Dwi yang udah memiliki dua sepeda ini. Bagi penggemarnya dana yang dikeluarkan mungkin nggak terlalu jadi masalah, yang penting sepeda kesayangan mereka tampil cantik, seksi dan unik. (sya)

Pontianak Post Online, Sabtu, 8 November 2008

No comments:

Post a Comment