Monday, December 28, 2009

Lowrider, Sehat Sambil Bergaya

Bandung - Dikenal dengan nama lowrider. Memang tidak sepopuler BMX atau mountain bike, tapi bentuknya yang unik membuat lowrider makin dilirik. Penggunaannya pun enggak cuma bikin si pengayuhnya sehat, tapi kelihatan lebih bergaya. Disebut lowrider karena memiliki sadel yang lebih rendah dari sepeda pada umumnya. Seringkali, sepeda yang muncul di Amerika Serikat tahun 1960-an ini juga dijuluki sepeda ceper.

Menurut perakit dan konsultan lowrider, Sapto Aji (33), lowrider ini modifikasi dari sepeda jadul era tahun 1970-an. "Sepeda pada era tahun 70-an disebut sepeda mini," ujar Aji saat ditemui di Jabar Expo, Graha Manggala Siliwangi, Rabu (22/7/2009). Selain sadelnya yang lebih rendah, lowrider memiliki ciri khas pada kerangka pelangi (rainbow bent frame), memiliki stang yang tinggi (ape hanger), sandaran (sissy bar) dan jok model pisang (banana sit). Selain itu, lowrider memiliki fork depan springer dan jari-jari yang rapat dengan 144 lubang. Jelas, karena perbedaannya, lowrider tak bisa diperlakukan layaknya sepeda lain. Meskipun, lanjut Aji, dalam mengayuh lowrider tak ada bedanya dengan sepeda lain.

Menurut Aji, lowrider lebih ditujukan untuk kontes atau fesyen daripada olahraga itu sendiri. Sebab berbicara lowrider berarti berbicara kreativitas. Sejauh mana para pecintanya bisa memodifikasi lowridernya seunik mungkin. Maki unik potensi untuk memenangkan kontes juga makin besar. "Lowrider itu lebih untuk gaya aja," tutur Aji. Biar gaya lowrider beda dengan yang lain, sebaiknya tidak membeli lowrider yang sudah jadi tapi merakit sendiri pada ahlinya. Dengan merakit sendiri bisa bebas memodifikasi sesuai keinginan. Siap bergaya sekaligus sehat?

Ema Nur Arifah – detikBandung

No comments:

Post a Comment