Wednesday, January 27, 2010

Klover Komunitas LR Jogja

Sepeda LR (Lowrider) di Indonesia mempunyai banyak sebutan, salah satunya sepeda kumbang mini. Karena penyebarannya terbilang singkat (kurang lebih 10 tahun), maka keberadaan sepeda ini masih sedikit dibandingkan sepeda onthel, MTB, mini dan BMX.

Kebanyakan sepeda lowrider dengan jenis stingray 20 dan beach cruiser 26 didatankan (impr) dari Negara-negara asia seperti Jepang dan Cina. Beberapa juga didatangkan dari Amerika Serikat dan Eropa. Dari Indonesia merk yang terkenal adalah Benny Indonesia, dari Jepang terkenal dengan Benny Japan, Fuji Father, dan lain-lain, Negara Cina dengan Phoenix dan Negara benua barat dengan Schwinn (Chicago AS), Releigh (Inggris), Stelber dari Murray serta Western Flyer (Amerika) atau pun dari Lowrider Bicycle (Amerika/Australia)


Aliran lowrider atau yang sering disebut dengan ceper masuk Indonesia sektar pertengahan 90an. Hingga kini tak sedikit komnitas seperti lowrider terbentuk dan tersebar di seantero Indonesia. Salah satunya yakni KLOVER. Komunitas lowrider Vrederberg asal Jogja yang berdiri 26 April 2008.


Pentolan Klover, Ari Gunawan (24) yang juga seorang karyawan swasta mengatakan, sepeda lowrider tak hanya tersemat di jiwa anak muda, namun orang dewasapun juga ikutan gandrung dengan sepeda ceper ini. “Kalau di sini tak hanya anak remaja atau ABG saja yang suka. Tapi dewasa juga. Buktinya dulu juga ada yang bergabung dengan kita, dia sudah tak muda lagi umurnya hampir 50 tahun suka dengan sepeda ceper”, jelasnya pada Harian Jogja beberapa waktu lalu.


Salah satu tempat favorit para Klover untuk nongkrong yakni di depan Gedung Agung. Tiap malam minggu sudah dapat dipastikan mereka mampang sepeda modifikasi saling berjejer bak pameran. Pastinya sepeda ini menjadi perhatia bagi setiap orang yang melintas. Apalagi dari designya yang unik dan khas, tak sedikit orang menyempatkan diri berfoto dengan sepeda lowrider.


Arif berujar, Klover awalnya terbentuk dari sekedar ngumpul-ngumpul beberapa penggemar lowrider. “Klover ini menjadi tempat berkumpulnya beberapa pencinta sepeda modifikasi ceper. Dalam perkembangannya, desain atau modifikasi sepeda ceper makin beragam. Tergantung dengan sejauh mana kreativitas masing-masing,” terangnya.


Pemilik sepeda modifikasi di Jogja sendiri terbilang tak sedikit. Hanya semua tak bergabung dengan Klover. Jika dihitung hingga saat ini ada sekitar 50 pemilik lowrider yang tergabung dengan komunitas ini.


“Trend lowrider sendiri mungkin mulai gaung tahun 2000an. Dan memuncak di tahun 2008 kemarin. Dan ini kan awalnya mulai dari Jakarta dan Bandung. Tapi sayangnya tahun 2009 agak surut. Tapi saya yakin kedepan nanti pasti akan menajadi tren lagi,” imbuhnya.


Ari menambahkan, berbagai tipe sepeda ceper yang dimiliki oleh anggota lowrider ada berbagai modifikasi. Beberapa diantaranya adalah tipe limousine, Basman, Cruiser, Lowrider, dan EvoCruiser. Anggota Klover sendiri berasal dari berbagai penjuru Jogja. Ari menyarankan, pengguna lowrider sebaiknya menggunakan sepatu ber sol tebal. Selain keren untuk mejeng, imbuhnya, sol tebal ini juga berfungsi sebagai rem.(Martha Nalurita wartawan Harian Jogja)

No comments:

Post a Comment