Belasan orang ini bukan sekadar hobi mengayuh sepeda. Mereka jadi perhatian. Tetapi bukan karena itu. Mereka juga mengayuh misi, mengkampanyekan global warming dan mempererat tali persaudaraan.
BALIKPAPAN LOWRIDER, begitu nama komunitas sepeda ini. Didirikan sejak dua tahun lalu tepatnya tahun 2009. Di Balikpapan memang satu-stunya, Kini jumlahnya mendekati angka puluhan. Puluhan sepeda dengan jenis berbeda. Yang membuat berbeda, yah lihat saja bentuknya.
Komunitas ini memilih kawasan Lapangan Merdeka, Balikpapan sebagai tempat menciptakan cerita. Setiap minggu pagi. Ajang Car Free Day (CFD) sudah jadi jadwal rutin. Puluhan sepeda dipamerkan dengan gagahnya. Dijajar dengan rapi. Sebelumnya, mereka long march sebagai “ritual” wajib untuk dilakukan.
Evince Dino Erlangga, pioneer komunitas ini. Bersama beberapa rekannya, ia membentuk komunitas sepeda lowrider. Berawal dari hobi, semua akhirnya berbuah hasil.”Sebelumnya memang suka sama sepeda ini. Lalu muncul ide kenapa buat komuntas aja setelah melihat banyak juga pecinta sepeda dengan jenis lowrider,” kata Bengge, sapaannya akrab.
Bengge menuturkan, saat ini ada sekira 40 anggota yang tergabung dalam komunitasnya. Mereka berasal dari berbagai latar belakang. Dari remaja sekolah hingga karyawan perusaahaan.”40 yang gabung, yah paling gak ada 20 yang aktif,” jelas Bengge.
Warga Jl A Yani, Balikpapan ini mengaku, menyukai sepeda lowrider sejak lama. Baginya, sepeda yang mengadopsi motor besar di Amerika itu begitu indah. Apalagi ditambah dengan bentuknya yang nyaris seperti motor Harley Davidson dengan frame yang kokoh serta kemudi yang menjulang tinggi. Untuk satu sepeda lowrider dilego dengan kisaran Rp 2 juta sampai Rp 6 juta. Sepeda Low Rider pertama kali di perkenalkan pada tahun 1960an oleh The “custom” king George Barris. Beberapa jenis di antaranya Basman chooper, Classic20, Classic26, Limo20, Limo26, Firebike dan Cruiser.
Nah, berminat memiliki sepeda ini? Balikpapan Lowrider juga siap menerima order pembuatan. Dua minggu sepeda lowrider sesuai keinginan siap dikayuh.
BALIKPAPAN LOWRIDER, begitu nama komunitas sepeda ini. Didirikan sejak dua tahun lalu tepatnya tahun 2009. Di Balikpapan memang satu-stunya, Kini jumlahnya mendekati angka puluhan. Puluhan sepeda dengan jenis berbeda. Yang membuat berbeda, yah lihat saja bentuknya.
Komunitas ini memilih kawasan Lapangan Merdeka, Balikpapan sebagai tempat menciptakan cerita. Setiap minggu pagi. Ajang Car Free Day (CFD) sudah jadi jadwal rutin. Puluhan sepeda dipamerkan dengan gagahnya. Dijajar dengan rapi. Sebelumnya, mereka long march sebagai “ritual” wajib untuk dilakukan.
Evince Dino Erlangga, pioneer komunitas ini. Bersama beberapa rekannya, ia membentuk komunitas sepeda lowrider. Berawal dari hobi, semua akhirnya berbuah hasil.”Sebelumnya memang suka sama sepeda ini. Lalu muncul ide kenapa buat komuntas aja setelah melihat banyak juga pecinta sepeda dengan jenis lowrider,” kata Bengge, sapaannya akrab.
Bengge menuturkan, saat ini ada sekira 40 anggota yang tergabung dalam komunitasnya. Mereka berasal dari berbagai latar belakang. Dari remaja sekolah hingga karyawan perusaahaan.”40 yang gabung, yah paling gak ada 20 yang aktif,” jelas Bengge.
Warga Jl A Yani, Balikpapan ini mengaku, menyukai sepeda lowrider sejak lama. Baginya, sepeda yang mengadopsi motor besar di Amerika itu begitu indah. Apalagi ditambah dengan bentuknya yang nyaris seperti motor Harley Davidson dengan frame yang kokoh serta kemudi yang menjulang tinggi. Untuk satu sepeda lowrider dilego dengan kisaran Rp 2 juta sampai Rp 6 juta. Sepeda Low Rider pertama kali di perkenalkan pada tahun 1960an oleh The “custom” king George Barris. Beberapa jenis di antaranya Basman chooper, Classic20, Classic26, Limo20, Limo26, Firebike dan Cruiser.
Nah, berminat memiliki sepeda ini? Balikpapan Lowrider juga siap menerima order pembuatan. Dua minggu sepeda lowrider sesuai keinginan siap dikayuh.
No comments:
Post a Comment