Wednesday, June 1, 2011

Ramping Bergaya saat Malam

JALANNYA bisa maju, juga bisa mundur dan tidak memiliki rem. Ya, sepeda fixie atau bergigi tetap (fixed gear) merupakan sepeda dengan satu kecepatan yang biasa digunakan pembalap trek di Velodrome. Beberapa tahun terakhir, sepeda fixie populer karena berdesain ramping, cepat, dan bebas perawatan.

Mengendarai sepeda fixie, khususnya saat menghentikan laju sepeda, membutuhkan latihan tertentu karena remnya menggunakan pedal. Harga untuk satu unit sepeda pixie sebesar Rp 2-17 juta. Bentuk sepeda fixie tidak jauh berbeda dengan sepeda pada umumnya. Hanya, sepeda ini lebih ramping rangkanya. Bisa dibilang si kurus yang lincah. Karena sepeda yang bebannya lebih ringan daripada sepeda pada umumnya.
Sepeda ini didesain penuh dengan warna-warni, tergantung si pemilik inginnya berwarna apa. Warna-warni inilah yang membuat sepeda ini terlihat menarik. Apalagi si ramping umumnya tak memiliki rem. Jadi bagaimana cara mengeremnya?

Cukup dengan memainkan pedal, yang tadinya memacu sepeda dengan kecepatan tinggi berlahan bisa behenti. Karena ketika mengayuh pedal ke arah depan sepeda berjalan maju, namun saat dipedal ke belakang seketika sepeda ini akan mundur.

Pada umumnya sepeda ini untuk jalan santai. Uniknya, rata-rata pemilik sepeda fixie di Kota Tepian digunakan berkeliling di malam hari. Di Samarinda sepeda ini baru dikenal oleh masyarakat awal 2010. Seperti saat media ini menemui Samarinda Fixed Gear (SFG), salah satu kelompok pecinta sepeda fixie.

“Bersepeda ini bukan hanya untuk olahraga, tetapi juga bisa bergaya dan fesyen,” ujar Herman, anggota SFG saat ditemui di bilangan Jalan Lambung Mangkurat. Untuk bermain sepeda ini, katanya, tidak perlu kostum khusus seperti olahraga sepeda lain. “Ya bebas saja pakaian, seperti jalan-jalan ke mal. Tergantung keinginan orangnya,” tambahnya
Untuk membeli satu unit sepeda pixie mulai dari Rp 2 juta hingga puluhan juta. Namun jika dirangkai dirangkai sendiri, hargaya relatif murah. “Ya, biasanya kalau orang yang kreatif itu merakit sendiri,” papar Herman sambil menunjukan sepeda fixie merek Volume miliknya dibeli seharga Rp 10 juta. Hingga kini harga sepeda itu jauh lebih mahal karena menghabiskan Rp 7 juta untuk memodifikasi.

“Rata-rata pemilik sepeda fixie itu suka dimodifikasi lagi. Karena saat beli, biasanya ada komponen yang kurang dan itu ditambahkan sendiri oleh pemilik sepeda,” ungkap pria yang memiliki usaha bengkel kapal ini. Si ramping umumnya digemari oleh anak muda. Namun yang bergabung di SFG usianya mulai 10 hingga 40 tahun.

Faed Mayjaya, pemilik sepeda fixie lainnya mengaku suka bermain sepeda ini bukan hanya di jalan lurus, tapi juga di jalan tanjakan atau bukit. “Kalau main di bukit, mesti sudah memiliki keahlian. Karena harus bisa menguasai pedal kalau tidak ingin terjatuh,” ungkapnya, sembari menambahkan peminat sepeda jenis ini mulai merambah warga Kota Tepian.

No comments:

Post a Comment